Archive for the ‘Tugas Amdal’ Category

Dokumen RPL Hotel Nyaman Selalu

July 15, 2008

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
Kegiatan Pembangunan Hotel Nyaman Selalu
Kecamatan Gunung Pati
Kota Semarang

Oleh :
Windy Indra Ardiansyah
K2D 005 295

JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2008

KATA PENGANTAR

Guna mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang tinggi diperlukan suatu program pengelolaan lingkungan yang berkesinam,bungan. Pemantauan lingkungan ini dimaksudkan untuk menekan dampak negative dan mengembangkan dampak positif.

Rencana pemantauan lingkungan ini merupakan tindak lanjut dari Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Hotel, Oleh PT. Nyaman Selalu.

Rencanan pemantauan lingkungan ini disusun berdasarkan pedoman penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang tertuang dalam perarutaran pemerintah yang berlaku tentang Analisis Dampak Lingkungan Dan Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) disusun berdasarkan evaluasi dampak pada Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup, sehingga dapat diketahui efektivitas pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RPL ) juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan selama pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu.
Agar Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) ini dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat mendeteksi perubahan komponen/parameter yang terkena dampak besar dan penting, maka harus dipertimbangkan kelompok masyarakat yang terkena dampak dan parameter dampak yang sensitif sehingga jenis, jumlah sampel serta rekomendasi pemantauan yang akan digunakan dapat memenuhi tujuan pemantauan dampak lingkungan pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu.

1.2. TUJUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Tujuan disusunnya dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
ini adalah agar dapat digunakan sebagai:
a. Acuan dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup terhadap pengelolaan lingkungan hidup pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu yang dilakukan oleh pemrakarsa PT. Nyaman Selalu
b. Acuan untuk menilai efektivitas upaya pengelolaan hidup pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu yang dilakukan oleh pemrakarsa PT. Nyaman Selalu.
c. Dokumen pemantauan lingkungan yang mengikat semua pihak yang terkait pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu.

1.3.KEGUNAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
a. Dapat dijadikan umpan balik bagi pemrakarsa, apakah pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan efektif atau tidak.
b. Untuk mengetahui perubahan keadaan lingkungan hidup sebagai upaya dini serta antisipasi pencegahan dan penanggulangan dampak.
BAB II
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Dalam Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ini akan diuraikan secara ringkas dan jelas rekomendasi tentang rencana pemantauan lingkungan hidup dari pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu, Kota Semarang yang akan disajikan menurut tahapan kegiatan (tahap pra-konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasional dan pemeliharaan) sebagai berikut :

2.1.Tahap Pasca Kontruksi
2.1.1.Sosial Ekonomi dan Kebudayan
1)Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak
Pada tahap ini jenis dampak yang dinilai penting dan akan timbul adalah persepsi masyarakat baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif akan pembangunan hotel nyaman selalu,.
2)Sumber Dampak
a)Survey dan Perizinan
Proses survey awal dan perizinan akan menimbulkan isu-isu positif maupun negatif kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kelurahan dan kecamatan gunung pati dimana hotel tersebut akan dibangun.
b)Sosilalisasi
Pada tahapan sosialisasi akan bnerdampak terhadap persepsi masyarakat akan tujuan dari pembangunan hotel nyaman selalu di wilayah mereka, hal ini berimbas pada presepsi positif yang kan terjadi bila proyek tersebit menguntungkan dan negatif bila aspek kerugian yang di timbulkan cukup besar.
3)Parameter Dampak
Adapun tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya dampak yang terjadi adalah Intensitas keluhan dan protes masyarakat serta sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan proyek hotel nymana selalu di kecamatan gunung pati ini.
4)Tujuan Pemantauan
Pemantauan terhadap dampak negatif yang terjadi pada tahapan pra konstruksi ini khususnya pada bidang sosial budaya ini diharapkan dapat memperkecil ketidak sepahaman antara masyarakat dimana proyek tersebut akan di bangun dan pemrakarsa proyek.
5)Metode Pemantauan
Metode yang digunakan untuk memantau dampak yang terjadi pada saat pra konstruksi pada bidang sosial ekonomi dan budaya. Yaitu dengan cara :
Pengumpulan data untuk komponen ketenagakerjaan, dilakukan dengan studi pustaka sedang analisis datanya adalah deskriptif kuantitatif.
Pengumpulan data untuk komponen persepsi masyarakat, dilakukan dengan wawancara. (dengan teknik sampling). Analisis datanya dengan analisis deskriptif kualitatif.
6)Lokasi dan Periode Pemantauan
Lokasi pemantauan di pusatkan pada pemukiman masyarakat di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan sekali selama tahapan pra konstruksi berlangsung hingga memasuki tahap konstruksi.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan dan pelakasanaan pemanatauan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu.
8)Intitusi Pemantauan
Pelaksana pemantauan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang.

2.2.Tahap Kontruksi
2.2.1.Fisika Kimia
1)Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak
a)Penurunan kualitas udara di lingkungan sekitar tapak proyek
b)Peningkatan kebisingan dan getaran di lingkungan sekitar tapak proyek
c)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian di lingkungan sekitar tapak proyek
d)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan di lingkungan sekitar tapak proyek
e)Gangguan kelancaran lalu lintas
f)Kerusakan bangunan di sekitar tapak proyek akibat getaran
g)Gangguan kenyamanan dan estetika
h)Timbulan sampah konstruksi dan sampah yang diakibatkan aktivitas pekerja pada pekerjaan konstruksi
2)Sumber Dampak
a)Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara disebabkan peningkatan partikel debu yang bersumber dari Mobilisasi peralatan kerja, Pengadaan material, Pembentukan dan pematangan lahan dan Kegiatan konstruksi bangunan.
b)Peningkatan kebisingan dan getaran
Peningkatan kebisingan dan getaran bersumber dari Mobilisasi peralatan kerja, Pengadaan material, Pembentukan dan pematangan lahan dan Kegiatan konstruksi bangunan hotel.
c)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian
Meningkatnya debit air disekitar lahan proyek bersumber dari terbukanya lahan yang digunakan dalam pembangunan hotel.
d)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Menurunya kulaitas air bersumber dari terbukanya lahan yang tidak tertutup oleh lahan pada saat pembuatan pondasi, galian tanah, dan tercecernya minyak, oli oleh kendaraan di sekitar poyek.
e)Gangguan kelancaran lalu lintas
Keramian dan kepadatan lalun lintas bersumber dari mobilisasi alat berat dan material serta mobilitas para pekerja sehari-hari pada saat konstruksi.
f)Kerusakan bangunan di sekitar tapak proyek akibat getaran
Tingginya volume kendaraan yang keluar masuk lahan proyek dan pemasangan sheet pile serta Kegiatan Pemancangan menyebabkan getaran yang tinggi sehingga dapata merusak bangunan disekitar proyek
g)Gangguan estetika dan kenyamanan
Kenyamanan dan estetika wilayah proyek akan terganggu oleh adanya Mobilisasi peralatan dan material Penyiapan dan pematangan lahan pelaksanaan pekerjaan sipil.demobilisasi peralatan proyek.
h)Timbulan sampah konstruksi
Sampah disekitar tapak proyek akan meningkat yang berupa sisa-sisa konstruksi bangunan.
3)Parameter Dampak
a)Penurunan kualitas udara
SK Gub Jateng No. 8 Tahun 2001
b)Peningkatan kebisingan dan getaran
Kep-048/MENLH/11/1996
Kep-049/MENLH/11/1996
c)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian
Frekuensi banjir yang terjadi
d)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
e)Gangguan kelancaran lalu lintas
Kelancaran lalu lintas
f)Kerusakan bangunan
Adanya kerusakan bangunan di sekitar lokasi proyek
g)Gangguan kenyamanan dan estetika.
Intensitas dan frekuensi aduan / keluhan, sikap masyarakat tentang aktivitas kegiatan proyek
h)Timbulan sampah konstruksi
Timbulnya limbah padat/sampah pada lokasi proyek Kenyamanan dan estetika
4)Tujuan Pemantauan
Pengelolaan terhadap dampak negatif yang terjadi pada tahapan konstruksi ini khususnya pada bidang Fisik Kimia ini diharapkan dapat memperkecil dampak negatif yang di dapat dan menyesuaikan dengan ketetapan baku mutu yang terdapat dalam undang-undang.
5)Metode Pemantauan
a)Penurunan kualitas udara
Metode yang digunkan untuk mengumpulkan data partikel debu sebagai kommponen perusak kualitas udara adalah melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat ’dust collector’ yang dilengkapi dengan vacum pump, filter, flow meter, kertas saring, dan genset. Untuk analisis data kandungan partikel debu digunakan formula sebagi berikut :

Keterangan :
C : Kadar Debu (mg/m3­­)
V : Volume Contoh udara yang telah dikoreksi ( m3­)
W1 : Berat kertas setelah pengambilan contoh udara
Wo : Berat kertas saring sebelum pengambilan udara.
b)Peningkatan kebisingan dan getaran
Metode yang digunkan dalam pengumpulan data kebisingan suara adalah melaksanakn pengukuran di lapang dengan menggunakan alat sound meter level model digital yang peka terhadap suara/getaran sampai dengan dua decibel di belakang koma, dalam satuan dVA (decibel).
Metode analisis data untuk kebisingan adalah mengacu pada tingkat kebisingan level siang, malam (Lsm – 24 jam), dengan rumus :

Lsm = 10 Log 1/24 {16.10 0.1 Ls + 8.10 0.1(Llm+10)}

Keterangan :
Lsm = Tingkat kebisingan siang malam atau Leg (24 jam). Untuk pengukuran malam hari ditambah 10 dBA (sesuai RPP-RI, tentang Pengendalian Kebisingan).
c)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian
Metode yang digunkan untuk pengumpulan data debit air (m3/dt) adalah melakukan pengukuran langsung dilapangan terhadap luas penampang saluran irigasi dan kecepatan aliran air yang dilakukan pada 3 titik yang berbeda dalam satu tempat pengukuran.
Metode analisis data terhadap debit saluran urigasi (m2/dt) dengan menggunakn rumus sebagai berikut :
Q = V . A
Dimana
Q : debit saluran irigasi (m3/dt)
A : luas penampang saluran irigasi
V : Kecepatan arus (m/dt)
d)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Metode yang digunkan untuk pengukuran kulaitas air adalah melakukan sampling air di lapangan. Parameter yang langsung diukur secara insitu adalah suhu, bau, rasa, warna, pH, dan DO. Sedangkan parameter lain seperti Nitrogen, Phospor, COD, logam berat, sampel diberi pengawet di lapangan, kemudian dianalisis di lab induk.
Metode analisis data yang digunakan dalam analisis kualitas air sebagaimana yang tertulis dalam baku mutu golongan B atau sesuai dengan metode analisis yang di lakukan di laboratorium setempat.
e)Gangguan kelancaran lalu lintas
Pengumpulan data komponen transportasi lalu lintas dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan dan wawancara. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif.
f)Kerusakan bangunan akibat getaran
Pengumpulan data komponen kerusakan bangunan akibat getaran dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan dan wawancara. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif
g)Gangguan kenyamanan dan estetika
Pengumpulan data komponen gangguan kenyaman dan estetika dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan dan wawancara. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif
h)Timbulan sampah konstruksi
Pengumpulan data komponen timbulan sampah onstruksi dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan secara visual. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif
6)Lokasi dan Periode Pengelolaan
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan konstruksi berlangsung hingga memasuki pasca konstruksi.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pengelolaan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.
8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

2.2.2.Sosial Ekonomi dan Budaya
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya yang terkena dampak penting :
a)Pertambahan Penduduk
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
c)Persepsi masyarakat
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
2)Sumber Dampak
a)Pertambahan Penduduk
Penyerapan tenaga kerja pada pembangunan proyek hotel menyebabkan terjadinya arus mobilitas perpindahan penduduk pada wilayah sekitar hotel.
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat secara tidak langsung berhubungan dengan penyerapan tenaga kerja proyek pembangunan hotel dan pemenuhan kebutuhan para pekerja proyek.
c)Persepsi masyarakat
Dampak terhadap presepsi masyarakat bersumber dari rekruitmen tenaga kerja dan mobilitas tenaga kerja, serta perilaku pekerja sehari-hari.
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Perubahan nilai sosial budaya bersumber dari mobilitas tenaga kerja dan interaksi antar tenaga kerja atau antara pekerja dengan masyatrakat sehari-hari selama pembangunan konstruksi berlangsung.
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Dampak dari kesehatan dan keselamatan kerja bersumber dari aktivitas alat berat, peletakan bahan-bahan bangunan dan kegiatan pembangunan sarana-dan prasarana hotel.
3)Parameter Dampak
Dampak Terhadap komponen ketenagakerjaan diukur dengan jumlah tenaga kerja yang terserap. Tolak ukur dampak terhadap pendapatan adalah SK menteri Tenaga Kerja Indonesia Tentang Ketentuan Upah minimum Tenaga Kerja.
Tolak ukur dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dan jumlah tenaga kerja dan warga sekitar yang mengalami kecelakaan.
Tolak ukur dampak pada kegiatan perekonomian dan pendapatan diukur dengan jumlah usaha formal dan informal yang ikut telibat dengan kegiatan proyek.
Sedangkan nilai tolak ukur yang digunakan dalam kehidupan kebudayaan adalah adanya perubahan kebiasaan warga setempat dalam hal adat istiadat.
4)Tujuan Pemantauan
a)Pertambahan Penduduk
Pengelolaan terhadap pertambahan penduduk bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pengelolaan terhadap Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat dan meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah hotel.
c)Persepsi masyarakat
Pengelolaan terhadap Persepsi Masyarakat adalah untuk Meningkatakan dampak positif proyek bagi masyarakat sekitar
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Pengelolaan terhadap hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek adalah untuk Meningkatkan hubungan positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Pengelolaan terhadap dampak terjadinya gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek adalah untuk Menjaga kondisi kesehatan pekerja proyek dan masyarakat.
5)Metode Pemantauan
Metode yang digunakan untuk memantau dampak yang terjadi pada saat pra konstruksi pada bidang sosial ekonomi dan budaya. Yaitu dengan cara :
Pengumpulan data untuk komponen ketenagakerjaan, dilakukan dengan studi pustaka sedang analisis datanya adalah deskriptif kuantitatif.
Pengumpulan data untuk komponen persepsi masyarakat, dilakukan dengan wawancara. (dengan teknik sampling). Analisis datanya dengan analisis deskriptif kualitatif.
Rata-rata pendapatan dihitung dengan rumus :

Dimana :
Xi = Pendapatan
N = Jumlah Sampel
Pengumpulan data komponen kesehatan dan kselamatan kerja, nilai sosial budaya dan kamtibmas dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan dan wawancara. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif
6)Lokasi dan Periode
Lokasi pemantauan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan konstruksi berlangsung hingga memasuki pasca konstruksi.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pemantauan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.
8)Intitusi Pemantauan
Pelaksana Pemantau adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

2.2.3.Biologi
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan biologi yang terkena dampak penting adalah:
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
2)Sumber Dampak
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek.
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis fauna darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek sehingga terjadinya gangguan siklus rantai makanan.
3)Parameter Dampak
Sebagai tolak ukur dampak yang terjadi pada komponen biologi adalah melihat indeks keanekaragaman yang ada, dan nilai kemerataan dari fauna dan flora darat yang terdapat di sana. Besarnya angka yang ditunjukan dapat dijadikan acuan untuk proses pengelolaan dampak hotel ini.
4)Tujuan Pemantauan
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Mencegah Menurunya kelimpahan individu yang ada di darat khususnya yang terancam punah seperti ki-kuda dan pohon body, akibat dari pembangunan proyek.
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Mencegah Menurunya kelimpahan individu yang ada di darat khususnya yang terancam punah, akibat dari pembangunan proyek.
5)Metode Pemantauan
Metode yang digunakan dalam pemantauan (pengumpulan) data baik tanaman maupun hewan adalah melakukan sampling langsung dilapangan.
Analisa data yng dipakai untuk mengukur indeks keanekaragaman jenis tanaman dan hewan adalah sebagai berikut :

Dimana :
Ni : kelimpahan individu tiap jenis
H’ : Indeks keanekaragaman Jenis Shanon Weaver
N : Kelimpahan total individu
6)Lokasi dan Periode
Lokasi pemantauan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan konstruksi berlangsung hingga memasuki operasi.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan Pemantauan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.
8)Intitusi Pemantauan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

2.3.Tahap Operasi
2.3.1.Fisika Kimia
1)Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak
a)Penurunan kualitas udara di lingkungan sekitar hotel
b)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan di lingkungan sekitar hotel
c)Penurunan kuantitas air permukaan dan air tanah.
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
e)Gangguan kenyamanan dan estetika
f)Timbulan limbah padat dan cair
2)Sumber Dampak
a)Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara disebabkan peningkatan partikel debu yang bersumber dari peningkatan lalu lintas disekitar hotel.
b)Terjadinya penurunan kuantitas air artesis dan permukaan
Menurunya kuantitas air disebabkan proses operasional hotel dan sumur bor yang ada pada hotel.
c)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Menurunya kulaitas air bersumber dari terbukanya lahan yang tidak tertutup dan oleh buangan limbah cair hotel..
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
Keramian dan kepadatan lalun lintas bersumber dari mobilisasi yang meningkat di sekitar hotel serta mobilitas para pekerja sehari-hari pada saat operasional.
e)Gangguan estetika dan kenyamanan
Kenyamanan dan estetika wilayah proyek akan terganggu oleh adanya Mobilisasi peralatan dan material Penyiapan dan pematangan lahan pelaksanaan pekerjaan sipil.demobilisasi peralatan proyek.
f)Timbulan sampah konstruksi
Sampah disekitar tapak proyek akan meningkat yang berupa sisa-dari para pengunjung hotel dan masyarakat sekitar.
3) Parameter Dampak
a)Penurunan kualitas udara
SK Gub Jateng No. 8 Tahun 2001
b)Terjadinya penurunan kuantitas air
Frekuensi banjir yang terjadi
c)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
Kelancaran lalu lintas
e)Gangguan kenyamanan dan estetika.
Intensitas dan frekuensi aduan / keluhan, sikap masyarakat tentang aktivitas kegiatan proyek
f)Timbulan Limbah Padat
Timbulnya limbah padat/sampah pada lokasi proyek Kenyamanan dan estetika
4)Tujuan Pemantauan
Pengelolaan terhadap dampak negatif yang terjadi pada tahapan operasi ini khususnya pada bidang Fisik Kimia ini diharapkan dapat memperkecil dampak negatif yang di dapat dan menyesuaikan dengan ketetapan baku mutu yang terdapat dalam undang-undang.
5)Upaya Pemantauan
a)Penurunan kualitas udara
Metode yang digunkan untuk mengumpulkan data partikel debu sebagai kommponen perusak kualitas udara adalah melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat ’dust collector’ yang dilengkapi dengan vacum pump, filter, flow meter, kertas saring, dan genset. Untuk analisis data kandungan partikel debu digunakan formula sebagi berikut :

Keterangan :
C : Kadar Debu (mg/m3­­)
V : Volume Contoh udara yang telah dikoreksi ( m3­)
W1 : Berat kertas setelah pengambilan contoh udara
Wo : Berat kertas saring sebelum pengambilan udara.
b)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian
Metode yang digunkan untuk pengumpulan data debit air (m3/dt) adalah melakukan pengukuran langsung dilapangan terhadap luas penampang saluran irigasi dan kecepatan aliran air yang dilakukan pada 3 titik yang berbeda dalam satu tempat pengukuran.
Metode analisis data terhadap debit saluran urigasi (m2/dt) dengan menggunakn rumus sebagai berikut :
Q = V . A
Dimana
Q : debit saluran irigasi (m3/dt)
A : luas penampang saluran irigasi
V : Kecepatan arus (m/dt)
c)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Metode yang digunkan untuk pengukuran kulaitas air adalah melakukan sampling air di lapangan. Parameter yang langsung diukur secara insitu adalah suhu, bau, rasa, warna, pH, dan DO. Sedangkan parameter lain seperti Nitrogen, Phospor, COD, logam berat, sampel diberi pengawet di lapangan, kemudian dianalisis di lab induk.
Metode analisis data yang digunakan dalam analisis kualitas air sebagaimana yang tertulis dalam baku mutu golongan B atau sesuai dengan metode analisis yang di lakukan di laboratorium setempat.
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
Pengumpulan data komponen transportasi lalu lintas dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan dan wawancara. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif.
e)Gangguan kenyamanan dan estetika
Pengumpulan data komponen gangguan kenyaman dan estetika dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan dan wawancara. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif
f)Timbulan Limbah Padat
Pengumpulan data komponen timbulan Limbah padat dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan secara visual. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif
6)Lokasi dan Periode Pemantauan
Lokasi pemantauan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya operasional hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan enam bulan sekali selama tahapan operasional hotel berlangsung.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pemantauan dan pengelolaanya di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu.
8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pemantauan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

2.3.2.Sosial Ekonomi dan Budaya
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya yang terkena dampak penting :
a)Pertambahan Penduduk
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
c)Persepsi masyarakat
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
2)Sumber Dampak
a)Pertambahan Penduduk
Penyerapan tenaga kerja pada pembangunan proyek hotel menyebabkan terjadinya arus mobilitas perpindahan penduduk pada wilayah sekitar hotel.
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat secara tidak langsung berhubungan dengan penyerapan tenaga kerja hotel
c)Persepsi masyarakat
Dampak terhadap presepsi masyarakat bersumber dari rekruitmen tenaga kerja dan mobilitas tenaga kerja, serta perilaku pekerja sehari-hari.
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Perubahan nilai sosial budaya bersumber dari mobilitas tenaga kerja dan interaksi antar tenaga kerja atau antara pekerja dengan masyatrakat sehari-hari selama pembangunan konstruksi berlangsung.
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Dampak dari kesehatan dan keselamatan kerja bersumber dari aktivitas alat berat, peletakan bahan-bahan bangunan dan kegiatan pembangunan sarana-dan prasarana hotel.
3)Parameter Dampak
Dampak Terhadap komponen ketenagakerjaan diukur dengan jumlah tenaga kerja yang terserap. Tolak ukur dampak terhadap pendapatan adalah SK menteri Tenaga Kerja Indonesia Tentang Ketentuan Upah minimum Tenaga Kerja.
Tolak ukur dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dan jumlah tenaga kerja dan warga sekitar yang mengalami kecelakaan.
Tolak ukur dampak pada kegiatan perekonomian dan pendapatan diukur dengan jumlah usaha formal dan informal yang ikut telibat dengan kegiatan proyek.
Sedangkan nilai tolak ukur yang digunakan dalam kehidupan kebudayaan adalah adanya perubahan kebiasaan warga setempat dalam hal adat istiadat.
4)Tujuan Pemantauan
a)Pertambahan Penduduk
Pengelolaan terhadap pertambahan penduduk bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pengelolaan terhadap Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat dan meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah hotel.
c)Persepsi masyarakat
Pengelolaan terhadap Persepsi Masyarakat adalah untuk Meningkatakan dampak positif proyek bagi masyarakat sekitar
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Pengelolaan terhadap hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek adalah untuk Meningkatkan hubungan positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Pengelolaan terhadap dampak terjadinya gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek adalah untuk Menjaga kondisi kesehatan pekerja proyek dan masyarakat.
5)Metode Pemantauan
Metode yang digunakan untuk memantau dampak yang terjadi pada saat pra konstruksi pada bidang sosial ekonomi dan budaya. Yaitu dengan cara :
Pengumpulan data untuk komponen ketenagakerjaan, dilakukan dengan studi pustaka sedang analisis datanya adalah deskriptif kuantitatif.
Pengumpulan data untuk komponen persepsi masyarakat, dilakukan dengan wawancara. (dengan teknik sampling). Analisis datanya dengan analisis deskriptif kualitatif.
Rata-rata pendapatan dihitung dengan rumus :

Dimana :
Xi = Pendapatan
N = Jumlah Sampel
Pengumpulan data komponen kesehatan dan kselamatan kerja, nilai sosial budaya dan kamtibmas dilakukan dengan metode observasi/ pengamatan dan wawancara. Analisis datanya adalah dekskriptif kuantitatif

6)Lokasi dan Periode
Lokasi pemantauan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan enam bulan sekali selama operasional hotel.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan dan pemantuan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu.
8)Intitusi Pemantauan
Pelaksana pemantauan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

2.3.3.Biologi
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan biologi yang terkena dampak penting adalah:
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
c)Perubahan Kwantitas Flora Darat
d)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
2)Sumber Dampak
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek.
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis fauna darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek sehingga terjadinya gangguan siklus rantai makanan.
c)Perubahan Kwantitas Flora Aquatik
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora aquatik adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas air tanah dan adanya proses pembuangan limbah cair dari proses operasional hotel
d)Perubahan Kwantitas Fauna Aquatik
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora aquatik adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek
3)Parameter Dampak
Sebagai tolak ukur dampak yang terjadi pada komponen biologi adalah melihat indeks keanekaragaman yang ada, dan nilai kemerataan dari fauna dan flora darat yang terdapat di sana. Besarnya angka yang ditunjukan dapat dijadikan acuan untuk proses pengelolaan dampak hotel ini.
4)Tujuan Pemantauan
Mencegah Menurunya kelimpahan individu yang ada di darat khususnya yang terancam punah seperti ki-kuda dan pohon body, akibat dari pembangunan proyek. Dan mencegah terjadinya kepunahan satwa dan flora lainya yang berada di sekitar proyek.
5)Metode Pemantauan
Metode yang digunakan dalam pemantauan (pengumpulan) data baik tanaman maupun hewan adalah melakukan sampling langsung dilapangan.
Analisa data yng dipakai untuk mengukur indeks keanekaragaman jenis tanaman dan hewan adalah sebagai berikut :

Dimana :
Ni : kelimpahan individu tiap jenis
H’ : Indeks keanekaragaman Jenis Shanon Weaver
N : Kelimpahan total individu

6)Lokasi dan Periode
Lokasi pemantauan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan enam bulan sekali selama hotel beroperasi.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pemnatauan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.
8)Intitusi Pemantauan
Pelaksana pemantauan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2001, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Kesehatan Masyarakat, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B,PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang.

Anonim, 1988. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta.

Anonim, 2001, Standarisasi Lingkungan, Makalah Kursus Penyusunan AMDALTipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Pelingkup dalam Studi AMDAL, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Kependudukan, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B,PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Aspek Sosial AMDAL, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B,PPLH Lembaga Penelitian universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Metoda Teknik Pengambilan Keputusan, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B.PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang, 2001,

Anonim, 2002. Himpunan Peraturan di Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Jakarta.

Brown, B.E. 1997. Integrated Coastal Management: South Asia. Departement for Internasional Development of the United Kingdom

Canter, L.W., 1989. Environmetal Impact Assessment, Mc Graw-Hill, New York.

Danu Saputro, Hernowo, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Bising dan Getaran, Makalah Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Dirjen Perhubungan Darat, 1989, Pedoman Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat Jendral Perhubungan, Jakarta.

Fandeli, C. 1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Penerapannya dalam Pembangunan. Liberty, Yogyakarta.

Fandeli, C. 1992, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Pemaparannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta.

Handayani, Herniwati Retno 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Sosial Ekonomi, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Harjosoematri K, 2000, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta, edisi ketujuh cetakan lima belas, Gadjah Mada Press.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 30/MENLH/101999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencan Usaha dan / atau kegiatan yang wajib dilengkapi Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 105 Tahun 1997 tentang Panduan Pemantauan / Pelaksanaan RKL-RPL.
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 229/II/1999 tentang Pedoman Teknis Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 09 Tahun 2000 mengenai Pedoman Penyusunan Analisia Mengenai Dampak Lingkungan.

Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1990 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup di Jawa Tengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), 2000. Himpunan Peraturan tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Kerjasama antara Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

Santoso, Edi, 2001, Metode Pendekatan Studi AMDAL, Kursus Penyusunan AMDAL tipe B,PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang
Sasongko D P, 1988, Metode Evaluasi Dampak, PPLH UNDIP, Semarang.

Sasongko D P, 2005, Metodologi AMDAL, PPLH UNDIP, Semarang

Sasongko , Dwi P, 2001, Metodologi AMDAL ( Metode Identifikasi, Prediksi dan Evaluasi Dampak), Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang
Sudharto P. Hadi, 1995, Aspek Sosial AMDAL : teori dan Metode, Yogyakarta, Gadjah Mada Press.

Suratmo, G. 2002. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sihwanto dan M.Rum Budi S, 2000, Konservasi Air Tanah Daerah Semarang. DGTL

Sumantri, Indro, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Kualitas Udara, Makalah Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Sumarno, 2001, Metode Teknik Pengambilan dan Analisis Data Kualitas, Air, Makalah Kursus AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang.

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor. 660.1/26/1990 tentang Baku Mutu Air di Propinsi Jawa Tengah.

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor. 660.1/33/1990 tentang Pedoman Teknis Pengambilan Contoh Air dan Limbah Cair di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 660.1/02/2000 tentang penunjukan Laboratorium Penguji Kualitas Lingkungan di Propinsi Jawa Tengah

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 05 tahun 2000 tentang Baku Mutu Udara Ambien

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

Dokumen RKL Hotel Nyaman Selalu

July 15, 2008

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
Kegiatan Pembangunan Hotel Nyaman Selalu
Kecamatan Gunung Pati
Kota Semarang

Oleh :
Windy Indra Ardiansyah
K2D 005 295

JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2008

KATA PENGANTAR

Guna mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang tinggi diperlukan suatu program pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan. Pengelolaan lingkungan ini dimaksudkan untuk menekan dampak negative dan mengembangkan dampak positif.

Rencana pengelolaan lingkungan ini merupakan tindak lanjut dari Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Hotel, Oleh PT. Nyaman Selalu.

Rencanan Pengelolaan lingkungan ini disusun berdasarkan pedoman penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang tertuang dalam perarutaran pemerintah yang berlaku tentang Analisis Dampak Lingkungan Dan Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Salah satu bidang kegiatan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan adalah kegiatan pembangunan pariwisata. Salah satu prioritas pembangunan ekonomi Kota Semarang adalah penyediaan fasilitas yang dapat menunjang kelancaran kegiatan pariwisata yaitu fasilitas penginapan (hotel) .
Hotel Nyaman Selalu didirikan oleh PT Nyaman Selalu guna memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat akan fasilitas penunjang sebagai pusat pariwisata Hotel berbintang 5 di Kota Semarang.
Dari hasil evaluasi dampak penting pada Analisis Dampak Lingkungan Hidup, dapat diidentifikasi adanya beberapa dampak penting yang diperkirakan akan terjadi akibat kegiatan pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu di Semarang. Adanya dampak penting tersebut perlu dilakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang berisikan langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi dampak lingkungan yang kurang menguntungkan maupun mengembangkan dampak yang menguntungkan dari pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu di Semarang.

1.2.TUJUAN DAN KEGUNAAN
1.2.1.Tujuan
Tujuan disusunnya Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu di Semarang ini adalah:
a. Untuk merumuskan upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan pemrakarsa (PT Nyaman Selalu) sehubungan dengan kegiatan pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu di Semarang.
b. Untuk merumuskan tindakan pencegahan dan pengendalian dampak negatif penting dan memaksimalkan dampak yang menguntungkan dari penting kegiatan pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu di Semarang,
1.2.2.Kegunaan
Kegunaan Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu di Semarang ini adalah:
a. Sebagai pedoman bagi pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dalam pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu di Kota Semarang.
b. Sebagai masukan bagi instansi pengawas dalam mengevaluasi Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang dilakukan dalam pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu Kota Semarang oleh pemrakarsa PT Nyaman Selalu.
1.3.KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Kebijakan pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan meliputi Kebijakan Nasional secara umum, Kebijakan pembangunan lingkungan hidup di Propinsi Jawa Tengah serta Kebijakan Pembangunan Lingkungan Hidup di Kota Semarang maupun kebijakan pembangunan PT Nyaman Selalu selaku pemrakarsa.

1.3.1.Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nasional
Kebijakan Lingkungan Hidup didasarkan pada pemikiran-pemikiran sebagai berikut :
a.Pembangunan bertujuan meningkatkan kualitas hidup rakyat. Proses pembangunan di satu pihak menghadapi masalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, sedangkan di sisi lain sumber daya alam yang tersedia terbatas, sehingga kegiatan pembangunan dan jumlah penduduk yang meningkat menimbulkan tekanan terhadap sumber daya alam.
b.Pendayagunaan sumber daya alam harus disertai dengan upaya untuk melestarikan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan mempunyai makna sebagai berikut :
1)Proses pembangunan harus dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasinya.
2)Timbulnya kesadaran dan berbagai kendala pembangunan yang ditentukan oleh penerapan teknologi dan organisasi sosial tanpa batas.
3)Proses pembangunan dengan kebijakan fiskal, moneter, perbankan, investasi, perdagangan, pertanian, perindustri dan perdagangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, dan sektor lainnya diarahkan untuk menunjang pola pembangunan yang berkelanjutan yang di topang oleh kehidupan ekonomi, sosial dan ekologi yang sehat. Untuk hal tersebut diperlukan kesadaran dalam melakukan eksploitasi sumber daya alam, arah investasi, orientasi pengembangan teknologi dan perubahan institusi.

1.3.2.Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Tengah
Strategi pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi Jawa Tengah ditempuh dengan pendekatan perencanaan pembangunan secara holistic yang memungkinkan kebijakan-kebijakan secara terpadu, baik dari proses perencanaan sampai ke pengelolaan. Prinsip ini ditetapkan pola dasar pembangunan daerah sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) dengan mempertimbangkan segi-segi konservasi, pemulihan terhadap kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu strategi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Jawa Tengah ditempatkan pada prioritas utama, disamping bidang kependudukan dan ketenagakerjaan.
a.Beberapa kebijakan pengelolaan lingkungan hidup tersebut meliputi :
Perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan kemampuan daya dukung lingkungan yang berasal dari sumber daya alam yang tersedia.
Keseimbangan antar daerah dilakukan dengan pembagian wilayah atas dasar rencana tata ruang wilayah atau pola pembangunan.
b.Pola perencanaan dan pemantapan harus disertai dengan peluang keberhasilan atas penggunaan ruang yang majemuk dan beragam.
c.Kemampuan mendayagunakan potensi sumber daya harus dilakukan dengan telah memperhitungkan secara matang konsentrasi peruntukan wilayah dan membagi ke dalam wilayah pengembangan.
d.Mendayagunakan kemampuan teknologi, masukan dari luar untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.
e.Ketersediaan dan kesempatan ruang yang semakin langka, saling ketergantungan, pengaruh timbal balik ini memerlukan pertimbangan tuntutan ikatan sosial antar penghuni ruang.
Dalam rangka upaya pengelolaan lingkungan hidup di Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah telah melaksanakan kebijaksanaan pengendalian pencemaran terhadap lingkungan hidup yang tertuang dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No.1 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Propinsi Dati I Jawa Tengah.

1.3.3.Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Semarang
Strategi kebijakan pembangunan di Kota Semarang pada prinsipnya mengacu pada strategi kebijaksanaan pembangunan Propinsi Jawa Tengah dan Perda No.5 Tahun 2004 tentang RTRW Kota Semarang Tahun 2000 s/d 2010 dan berdasarkan
Perda No. 6 Tahun 2004 tentang RDTRK Kota Semarang BWK I Kecamatan Gunung Pati, Semarang Timur dan Semarang Selatan lokasi pembangunan Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang mempunyai fungsi sebagai daerah campuran perdagangan dan jasa.
Dengan demikian pembangunan Hotel Nyaman Selalu diperkirakan akan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan maupun yang kurang diinginkan, sehingga diperlukan pengelolaan secara bijaksana sebagai berikut :
a.Pengelolaan sumber daya sebagai akibat kegiatan perlu direncanakan sesuai dengan daya dukung lingkungannya.
b.Kegiatan pembangunan yang memiliki kecenderungan menimbulkan dampak-dampak yang kurang diinginkan terhadap lingkungan dikendalikan melalui penerapan hasil studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) sebagai bagian dari usaha pengelolaan lingkungan dalam mendukung proses perencanaan proyek. Dengan demikian dapat diperkirakan dampak yang menguntungkan maupun yang kurang diinginkan dari kegiatan usaha terhadap lingkungan. Sehingga dapat disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan dampak yang kurang diinginkan dan meningkatkan dampak yang menguntungkan.
Untuk mengontrol keberhasilan kegiatan pengelolaan lingkungan diterapkan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang berfungsi untuk memantau apakah dampak-dampak akibat kegiatan dapat terkendali atau tidak.
c.Pengelolaan lingkungan hidup juga memerlukan adanya pengembangan peran serta masyarakat, kelembagaan, ketenagakerjaan dan pengembangan hukum lingkungan. Dan hal-hal tersebut diatas sangat diharapkan dapat dihasilkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

1.3.4.Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Hotel Nyaman Selalu
Strategi kebijakan pembangunan Hotel Nyaman Selalu pada prinsipnya mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup serta Perda No.5 Tahun 2004 tentang RTRW Kota Semarang Tahun 2000 s/d 2010 dan berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2004 tentang RDTRK Kota Semarang BWK I Kecamatan Gunung Pati, Semarang Timur dan Semarang Selatan. Demikian pula operasional dari pihak Hotel Nyaman Selalu bergantung dari pelayanan, kenyamanan dan keamanan lingkungan sehingga di buat Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta bersedia bekerjasama untuk melaksanakan kegiatan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan dengan berpedoman pada Dokumen ANDAL, RKL dan RPL yang telah dimiliki sesuai kemampuan PT Nyaman Selaluselaku manajemen pengelola Hotel Nyaman Selalu.

BAB II
PENDEKATAN PENGLOLAAN

2.1.PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Sistem pengelolaan lingkungan adalah suatu kesatuan tindakan terpadu dari berbagai komponen yang ditujukan untuk menangani dampak penting yang terjadi. Tindakan tersebut berupa upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup. Wujud usaha terpadu tersebut adalah menentukan tindakan atau teknologi yang tepat dan efektif, yang pilihannya dapat dilakukan dengan mengenali metoda atau teknologi yang tersedia serta mempertimbangkan kelemahan dan kebaikan atas penerapan-penerapan metoda atau teknologi tersebut.
Berbagai perangkat yang akan dipakai untuk mengelola lingkungan
antara lain:
a. Perangkat preventif, didasarkan atas upaya untuk mencegah semaksimal mungkin timbulnya dampak dengan mengenali secara dini kemungkinan dampak yang akan timbul, sehingga perencanaan pencegahan dan atau penanggulangannya dapat segera disiapkan sedini mungkin.

b. Perangkat represif, didasarkan atas penanggulangan dampak yang telah atau diperkirakan akan terjadi karena keterbatasan teknologi dan kemampuan manusia. Upaya ini dilakukan melalui pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak seperti kualitas air, kualitas udara, dan sebagainya. Apabila dari hasil pemantauan tersebut terdeteksi adanya perubahan komponen lingkungan, maka dicoba untuk menelusuri penyebab atau sumber dampaknya, dikaji pengaruhnya serta diupayakan menurunkan beban pencemaran atau menanggulangi akibat negatif yang ditimbulkan.

c. Perangkat insentif, didasarkan atas upaya mempertemukan kepentingan usaha dengan pihak lain yang terkait. Pemrakarsa akan selalu berupaya memperhatikan pihak lain yang menerima dampak.
Perangkat pengelolaan lingkungan tersebut diperlukan, baik dalam lingkungan unit kegiatan maupun lingkup daerah. Dalam aplikasinya ketiga perangkat tersebut dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yakni pendekatan teknologi, pendekatan ekonomi, dan pendekatan institusi.

2.2.1.Pendekatan Teknologi
Pengelolaan lingkungan hidup dapat ditempuh dengan cara-cara teknologi untuk menangani dampak lingkungan, pencegahan dan penanggulangan dampak negatif serta mengembangkan dampak positif dengan pendekatan teknologi yang dapat digunakan dalam pengelolaan dampak lingkungan di pembangunan dan operasional Hotel Nyaman Selalu adalah sebagai berikut :
Penghijauan lingkungan dalam hotel
Penyediaan fasilitas pemadam kebakaran (Hydrant, APAR, Tabung, Alarm, Springkler,dsb)
Pengolahan air bersih dengan filtrasi dan reverse osmosis
Recyle air kolam renang
Pengolahan air limbah menggunakan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sehingga buangan air limbah sesuai BMLC
Pembuatan dan penggunaan sumur resapan air hujan
Minimalisasi jumlah/ volume limbah (reduce, sebisa mungkin reuse atau recycle)
Pemasangan peredam suara di sumber-sumber kebisingan
Pemasangan rambu-rambu lalu lintas (lampu flashing, marka, tanda lalu lintas) di dalam tapak proyek.

2.2.2.Pendekatan Ekonomi
Dalam rangka menanggulangi dampak penting dari aspek sosial-ekonomi, budaya, maka upaya-upaya yang dilakukan oleh pemrakarsa antara lain:
a. Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki.
b. Memprioritaskan penyerapan bahan lokal.
2.2.3.Pendekatan Institusi
a. Kerjasama dengan instansi terkait untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan.
b. Pengawasan dan pemantauan terhadap hasil pengelolaan lingkungan oleh instansi yang berwenang,
c Pelaporan hasil pengelolaan secara berkala kepada para pihak yang berkepentingan.
d. Melakukan pengawasan dan inspeksi sebagai tindakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan secara insidental.

BAB III
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Dalam Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ini akan diuraikan secara ringkas dan jelas rekomendasi tentang rencana pengelolaan lingkungan hidup dari pembangunan dan operasional Hotel NYaman Selalu Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. yang akan disajikan menurut tahapan kegiatan (tahap pra-konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasional dan pemeliharaan) sebagai berikut :
3.1.Tahap Pasca Kontruksi
3.1.1.Sosial Ekonomi dan Kebudayan
1)Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak
Pada tahap ini jenis dampak yang dinilai penting dan akan timbul adalah persepsi masyarakat baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif akan pembangunan hotel nyaman selalu,.
2)Sumber Dampak
a)Survey dan Perizinan
Proses survey awal dan perizinan akan menimbulkan isu-isu positif maupun negatif kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kelurahan dan kecamatan gunung pati dimana hotel tersebut akan dibangun.
b)Sosilalisasi
Pada tahapan sosialisasi akan bnerdampak terhadap persepsi masyarakat akan tujuan dari pembangunan hotel nyaman selalu di wilayah mereka, hal ini berimbas pada presepsi positif yang kan terjadi bila proyek tersebit menguntungkan dan negatif bila aspek kerugian yang di timbulkan cukup besar.
3)Tolak Ukur Dampak
Adapun tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya dampak yang terjadi adalah Intensitas keluhan dan protes masyarakat serta sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan proyek hotel nymana selalu di kecamatan gunung pati ini.
4)Tujuan Pengelolaan
Pengelolaan terhadap dampak negatif yang terjadi pada tahapan pra konstruksi ini khususnya pada bidang sosial budaya ini diharapkan dapat memperkecil ketidak sepahaman antara masyarakat dimana proyek tersebuit akan di bangun dan pemrakarsa proyek.
5)Metode Pengelolaan
Untuk mengurangi presepsi negatif terhadap pembangunan hotel nyaman selalu yaitu dengan menginformasikan rencana kegiatan secara jelas dan / atau mengkoordinasikan kegiatan dengan institusi terkait dan Kelurahan dimana hotel tersebut akan dibangun. Dan penginformasian tentang kesepakatan tentang kemungkinan pemberian ganti rugi kepada warga sekitar akibat kegiatan proyek sesuai dengan polis asuransi yang ada.
6)Lokasi dan Periode Pengelolaan
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada masyarakat di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan pro konstruksi berlangsung hingga memasuki tahap konstruksi.
7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan dan pelakasanaan pengelolaan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu.
8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang.

3.2.Tahap Kontruksi
3.2.1.Fisika Kimia
1)Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak
a)Penurunan kualitas udara di lingkungan sekitar tapak proyek
b)Peningkatan kebisingan dan getaran di lingkungan sekitar tapak proyek
c)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian di lingkungan sekitar tapak proyek
d)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan di lingkungan sekitar tapak proyek
e)Gangguan kelancaran lalu lintas
f)Kerusakan bangunan di sekitar tapak proyek akibat getaran
g)Gangguan kenyamanan dan estetika
h)Timbulan sampah konstruksi dan sampah yang diakibatkan aktivitas pekerja pada pekerjaan konstruksi

2)Sumber Dampak
a)Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara disebabkan peningkatan partikel debu yang bersumber dari Mobilisasi peralatan kerja, Pengadaan material, Pembentukan dan pematangan lahan dan Kegiatan konstruksi bangunan.
b)Peningkatan kebisingan dan getaran
Peningkatan kebisingan dan getaran bersumber dari Mobilisasi peralatan kerja, Pengadaan material, Pembentukan dan pematangan lahan dan Kegiatan konstruksi bangunan hotel.
c)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian
Meningkatnya debit air disekitar lahan proyek bersumber dari terbukanya lahan yang digunakan dalam pembangunan hotel.
d)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Menurunya kulaitas air bersumber dari terbukanya lahan yang tidak tertutup oleh lahan pada saat pembuatan pondasi, galian tanah, dan tercecernya minyak, oli oleh kendaraan di sekitar poyek.
e)Gangguan kelancaran lalu lintas
Keramian dan kepadatan lalun lintas bersumber dari mobilisasi alat berat dan material serta mobilitas para pekerja sehari-hari pada saat konstruksi.
f)Kerusakan bangunan di sekitar tapak proyek akibat getaran
Tingginya volume kendaraan yang keluar masuk lahan proyek dan pemasangan sheet pile serta Kegiatan Pemancangan menyebabkan getaran yang tinggi sehingga dapata merusak bangunan disekitar proyek
g)Gangguan estetika dan kenyamanan
Kenyamanan dan estetika wilayah proyek akan terganggu oleh adanya Mobilisasi peralatan dan material Penyiapan dan pematangan lahan pelaksanaan pekerjaan sipil.demobilisasi peralatan proyek.
h)Timbulan sampah konstruksi
Sampah disekitar tapak proyek akan meningkat yang berupa sisa-sisa konstruksi bangunan.

3)Tolak Ukur Dampak
a)Penurunan kualitas udara
SK Gub Jateng No. 8 Tahun 2001
b)Peningkatan kebisingan dan getaran
Kep-048/MENLH/11/1996
Kep-049/MENLH/11/1996
c)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian
Frekuensi banjir yang terjadi
d)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
e)Gangguan kelancaran lalu lintas
Kelancaran lalu lintas
f)Kerusakan bangunan
Adanya kerusakan bangunan di sekitar lokasi proyek
g)Gangguan kenyamanan dan estetika.
Intensitas dan frekuensi aduan / keluhan, sikap masyarakat tentang aktivitas kegiatan proyek
h)Timbulan sampah konstruksi
Timbulnya limbah padat/sampah pada lokasi proyek Kenyamanan dan estetika

4)Tujuan Pengelolaan
Pengelolaan terhadap dampak negatif yang terjadi pada tahapan konstruksi ini khususnya pada bidang Fisik Kimia ini diharapkan dapat memperkecil dampak negatif yang di dapat dan menyesuaikan dengan ketetapan baku mutu yang terdapat dalam undang-undang.

5)Upaya Pengelolaan
b)Penurunan kualitas udara
Pembuatan pagar pembatas proyek dengan lingkungan
Pencucian ban kendaraan setiap keluar dari tapak proyek
Pembersihan dan penyiraman jalan didepan proyek
Pengaturan arus keluar masuk kendaraan proyek oleh petugas proyek
Pengaturan jadwal jam kerja proyek
c)Peningkatan kebisingan dan getaran
Pengaturan arus keluar masuk kendaraan proyek oleh petugas proyek
Pengaturan jadwal jam kerja proyek
Pembuatan landscape disekeliling tapak proyek
Mengasuransikan bangunan disekitar tapak proyek
Pembuatan pagar pembatas proyek dengan lingkungan
d)Terjadinya peningakatan kuantitas air larian
Pembuatan sumur resapan sesuai dengan design dan pompanisasi
e)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Pengaturan terjadinya air larian yang terjadi dengan menggunakan pompanisasi
Pembuatan sumur resapan air hujan
f)Gangguan kelancaran lalu lintas
Pengaturan lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek oleh petugas proyek
Pengaturan jadwal jam kerja proyek
Pemasangan rambu lalu lintas di tapak proyek
Pengecoran sebaiknya dilakukan pada malam hari
g)Kerusakan bangunan akibat getaran
Mengurangi terjadinya kerusakan bangunan akibat getaran yang ditimbulkan pada saat konstruksi dengan menggunakan hydraulic hammer pada pemasangan sheet pile dan pemancangan.
Memperbaiki kerusakan bangunan akibat getaran yang ditimbulkan pada saat konstruksi.
Bekerja sama dengan pihak asuransi untuk memperbaiki kerusakan bangunan akibat getaran yang ditimbulkan pada saat konstruksi
h)Gangguan kenyamanan dan estetika
Dilakukan penyiraman di jalur jalan di depan proyek, pemeliharaan jalan akses masuk tapak proyek.
Pemasangan rambu-rambu lalu lintas proyek di permukiman yang dilalui kendaraan proyek.
Pemasangan jaring selubung pengaman (safety net)
Sebisa mungkin mengusahakan rekruitment tenaga kerja lokal
melakukan pengelolaan dampak
pada kegiatan yang berdampak pada kenyamanan dan estetika (kebisingan).
i)Timbulan sampah konstruksi
Menyerahkan timbulan sampah kontruksi kepada pihak ketiga untuk dimanfaatkan kembali
Menyediakan tempat sampah pada lokasi proyek.
Mengelola dengan mewadahi sampah yang ditimbulkan oleh pekerja proyek pada tempat sampah yang disediakan.
Mengeluarkan tempat sampah pada pagi dan sore hari agar bisa diangkut oleh petugas pengumpul sampah

6)Lokasi dan Periode Pengelolaan
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan konstruksi berlangsung hingga memasuki pasca konstruksi.

7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pengelolaan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.

8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

3.2.2.Sosial Ekonomi dan Budaya
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya yang terkena dampak penting :
a)Pertambahan Penduduk
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
c)Persepsi masyarakat
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek

2)Sumber Dampak
a)Pertambahan Penduduk
Penyerapan tenaga kerja pada pembangunan proyek hotel menyebabkan terjadinya arus mobilitas perpindahan penduduk pada wilayah sekitar hotel.
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat secara tidak langsung berhubungan dengan penyerapan tenaga kerja proyek pembangunan hotel dan pemenuhan kebutuhan para pekerja proyek.
c)Persepsi masyarakat
Dampak terhadap presepsi masyarakat bersumber dari rekruitmen tenaga kerja dan mobilitas tenaga kerja, serta perilaku pekerja sehari-hari.
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Perubahan nilai sosial budaya bersumber dari mobilitas tenaga kerja dan interaksi antar tenaga kerja atau antara pekerja dengan masyatrakat sehari-hari selama pembangunan konstruksi berlangsung.
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Dampak dari kesehatan dan keselamatan kerja bersumber dari aktivitas alat berat, peletakan bahan-bahan bangunan dan kegiatan pembangunan sarana-dan prasarana hotel.

3)Tolak Ukur Dampak
Dampak Terhadap komponen ketenagakerjaan diukur dengan jumlah tenaga kerja yang terserap. Tolak ukur dampak terhadap pendapatan adalah SK menteri Tenaga Kerja Indonesia Tentang Ketentuan Upah minimum Tenaga Kerja.
Tolak ukur dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dan jumlah tenaga kerja dan warga sekitar yang mengalami kecelakaan.
Tolak ukur dampak pada kegiatan perekonomian dan pendapatan diukur dengan jumlah usaha formal dan informal yang ikut telibat dengan kegiatan proyek.
Sedangkan nilai tolak ukur yang digunakan dalam kehidupan kebudayaan adalah adanya perubahan kebiasaan warga setempat dalam hal adat istiadat.

4)Tujuan Pengelolaan
a)Pertambahan Penduduk
Pengelolaan terhadap pertambahan penduduk bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pengelolaan terhadap Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat dan meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah hotel.
c)Persepsi masyarakat
Pengelolaan terhadap Persepsi Masyarakat adalah untuk Meningkatakan dampak positif proyek bagi masyarakat sekitar
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Pengelolaan terhadap hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek adalah untuk Meningkatkan hubungan positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Pengelolaan terhadap dampak terjadinya gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek adalah untuk Menjaga kondisi kesehatan pekerja proyek dan masyarakat.

5)Metode Pengeloaan
a)Pertambahan Penduduk
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak bertambahnya penduduk adalah :
Menginformasikan dan / atau mengkoordinasikan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan proyek.
Sebisa mungkin mengusahakan rekruitment tenaga kerja lokal
Mengusahakan kerjasama dalam penyediaan tempat tinggal bagi pekerja proyek
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak terjadinya kesempatan kerja, dan perekonomian adalah :
Menginformasikan dan / atau mengkoordinasikan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan proyek.
Sebisa mumgkin mengusahakan rekruitment tenaga kerja lokal
Mengusahakan kerjasama dalam penyediaan tempat tinggal bagi pekerja proyek
c)Persepsi masyarakat
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak persepsi masyarakat sekitar proyek, dan perekonomian adalah :
Menginformasikan dan / atau mengkoordinasikan kegiatan ke Kelurahan Kembangsari
Penanganan apabila terjadi dampak – dampak negatif secara bijaksana dan kooperatif
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak pola hubungan sosial sekitar proyek, dan perekonomian adalah :
Sosialisasi kegiatan secara berkala kepada masyarakat di sekitar proyek
Melakukan koordinasi dan komunikasi antara pemrakarsa dengan masyarakat
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak gangguan kesehatan pekerja dan masyarakat di sekitar proyek, dan perekonomian adalah :
Mengunakan alat pelindung diri pekerja (topi, masker, sarung tangan dan sepatu proyek).
Minimalisasi dampak terjadinya pencemaran udara, kebisingan, air dan lingkungan disekitar proyek

6)Lokasi dan Periode
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan konstruksi berlangsung hingga memasuki pasca konstruksi.

7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pengelolaan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.

8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

3.2.3.Biologi
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan biologi yang terkena dampak penting adalah:
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat

2)Sumber Dampak
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek.
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis fauna darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek sehingga terjadinya gangguan siklus rantai makanan.

3)Tolak Ukur Dampak
Sebagai tolak ukur dampak yang terjadi pada komponen biologi adalah melihat indeks keanekaragaman yang ada, dan nilai kemerataan dari fauna dan flora darat yang terdapat di sana. Besarnya angka yang ditunjukan dapat dijadikan acuan untuk proses pengelolaan dampak hotel ini.

4)Tujuan Pengelolaan
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Mencegah Menurunya kelimpahan individu yang ada di darat khususnya yang terancam punah seperti ki-kuda dan pohon body, akibat dari pembangunan proyek.
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Mencegah Menurunya kelimpahan individu yang ada di darat khususnya yang terancam punah, akibat dari pembangunan proyek.

5)Metode Pengelolaan
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Untuk mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman flora darat di sekitar proyek maka dilakukan perbaikan mutu/kualitas dengan cara proses Penghijauan di sekitar tapak proyek khususnya spesies yamh terancam punah
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Untuk mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman fauna darat di sekitar proyek maka dilakukan pemanfaatan satwa liar yang benilai ekonomis umtuk di tangkarkan dan perbaikan lingkungan hidup mereka

6)Lokasi dan Periode
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan konstruksi berlangsung hingga memasuki pasca konstruksi.

7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pengelolaan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.

8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

3.3.Tahap Operasi
3.3.1.Fisika Kimia
1)Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak
a)Penurunan kualitas udara di lingkungan sekitar hotel
b)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan di lingkungan sekitar hotel
c)Penurunan kuantitas air permukaan dan air tanah.
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
e)Gangguan kenyamanan dan estetika
f)Timbulan limbah padat dan cair

2)Sumber Dampak
a)Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara disebabkan peningkatan partikel debu yang bersumber dari peningkatan lalu lintas disekitar hotel.
b)Terjadinya penurunan kuantitas air artesis dan permukaan
Menurunya kuantitas air disebabkan proses operasional hotel dan sumur bor yang ada pada hotel.
c)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Menurunya kulaitas air bersumber dari terbukanya lahan yang tidak tertutup dan oleh buangan limbah cair hotel..
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
Keramian dan kepadatan lalun lintas bersumber dari mobilisasi yang meningkat di sekitar hotel serta mobilitas para pekerja sehari-hari pada saat operasional.
e)Gangguan estetika dan kenyamanan
Kenyamanan dan estetika wilayah proyek akan terganggu oleh adanya Mobilisasi peralatan dan material Penyiapan dan pematangan lahan pelaksanaan pekerjaan sipil.demobilisasi peralatan proyek.
f)Timbulan sampah konstruksi
Sampah disekitar tapak proyek akan meningkat yang berupa sisa-dari para pengunjung hotel dan masyarakat sekitar.

3)Tolak Ukur Dampak
a)Penurunan kualitas udara
SK Gub Jateng No. 8 Tahun 2001
b)Terjadinya penurunan kuantitas air
Frekuensi banjir yang terjadi
c)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
Kelancaran lalu lintas
e)Gangguan kenyamanan dan estetika.
Intensitas dan frekuensi aduan / keluhan, sikap masyarakat tentang aktivitas kegiatan proyek
f)Timbulan Limbah Padat
Timbulnya limbah padat/sampah pada lokasi proyek Kenyamanan dan estetika

4)Tujuan Pengelolaan
Pengelolaan terhadap dampak negatif yang terjadi pada tahapan operasi ini khususnya pada bidang Fisik Kimia ini diharapkan dapat memperkecil dampak negatif yang di dapat dan menyesuaikan dengan ketetapan baku mutu yang terdapat dalam undang-undang.

5)Upaya Pengelolaan
a)Penurunan kualitas udara
Pembersihan dan penyiraman jalan didepan proyek
Pengaturan arus keluar masuk kendaraan
Pengaturan jadwal jam kerja proyek
b)Terjadinya penurunan kuantitas air
Pembuatan sumur resapan sesuai dengan design dan pompanisasi
c)Penurunan kualitas air bersih, air permukaan
Pengaturan terjadinya air larian yang terjadi dengan menggunakan pompanisasi
Pembuatan sumur resapan air hujan
Pengoperasian IPAL
d)Gangguan kelancaran lalu lintas
Pengaturan lalu lintas keluar masuk kendaraan oleh petugas Pengaturan jadwal jam kerja
Pemasangan rambu lalu lintas di tapak proyek
e)Gangguan kenyamanan dan estetika
Dilakukan penyiraman di jalur jalan di depan proyek, pemeliharaan jalan akses masuk tapak proyek.
Pemasangan rambu-rambu lalu lintas proyek di permukiman yang dilalui kendaraan proyek.
Sebisa mungkin mengusahakan rekruitment tenaga kerja lokal
melakukan pengelolaan dampak pada kegiatan yang berdampak pada kenyamanan dan estetika (kebisingan).
f)Timbulan Limbah Padat
Menyerahkan timbulan sampah kontruksi kepada pihak ketiga untuk dimanfaatkan kembali
Menyediakan tempat sampah pada lokasi hotel
Mengelola dengan mewadahi sampah yang ditimbulkan oleh pekerja proyek pada tempat sampah yang disediakan.
Mengeluarkan tempat sampah pada pagi dan sore hari agar bisa diangkut oleh petugas pengumpul sampah

6)Lokasi dan Periode Pengelolaan
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya operasional hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan operasional hotel berlangsung.

7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pengelolaan dan pengelolaanya di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu.

8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

3.3.2.Sosial Ekonomi dan Budaya
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya yang terkena dampak penting :
a)Pertambahan Penduduk
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
c)Persepsi masyarakat
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek

2)Sumber Dampak
a)Pertambahan Penduduk
Penyerapan tenaga kerja pada pembangunan proyek hotel menyebabkan terjadinya arus mobilitas perpindahan penduduk pada wilayah sekitar hotel.
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat secara tidak langsung berhubungan dengan penyerapan tenaga kerja hotel
c)Persepsi masyarakat
Dampak terhadap presepsi masyarakat bersumber dari rekruitmen tenaga kerja dan mobilitas tenaga kerja, serta perilaku pekerja sehari-hari.
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Perubahan nilai sosial budaya bersumber dari mobilitas tenaga kerja dan interaksi antar tenaga kerja atau antara pekerja dengan masyatrakat sehari-hari selama pembangunan konstruksi berlangsung.
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Dampak dari kesehatan dan keselamatan kerja bersumber dari aktivitas alat berat, peletakan bahan-bahan bangunan dan kegiatan pembangunan sarana-dan prasarana hotel.

3)Tolak Ukur Dampak
Dampak Terhadap komponen ketenagakerjaan diukur dengan jumlah tenaga kerja yang terserap. Tolak ukur dampak terhadap pendapatan adalah SK menteri Tenaga Kerja Indonesia Tentang Ketentuan Upah minimum Tenaga Kerja.
Tolak ukur dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dan jumlah tenaga kerja dan warga sekitar yang mengalami kecelakaan.
Tolak ukur dampak pada kegiatan perekonomian dan pendapatan diukur dengan jumlah usaha formal dan informal yang ikut telibat dengan kegiatan proyek.
Sedangkan nilai tolak ukur yang digunakan dalam kehidupan kebudayaan adalah adanya perubahan kebiasaan warga setempat dalam hal adat istiadat.

4)Tujuan Pengelolaan
a)Pertambahan Penduduk
Pengelolaan terhadap pertambahan penduduk bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Pengelolaan terhadap Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat bertujuan untuk Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek, Meningkatkan dampak positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat dan meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah hotel.
c)Persepsi masyarakat
Pengelolaan terhadap Persepsi Masyarakat adalah untuk Meningkatakan dampak positif proyek bagi masyarakat sekitar
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Pengelolaan terhadap hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek adalah untuk Meningkatkan hubungan positif antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Pengelolaan terhadap dampak terjadinya gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek adalah untuk Menjaga kondisi kesehatan pekerja proyek dan masyarakat.

5)Metode Pengeloaan
a)Pertambahan Penduduk
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak bertambahnya penduduk adalah :
Menginformasikan dan / atau mengkoordinasikan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hotel
Sebisa mungkin mengusahakan rekruitment tenaga kerja lokal
Mengusahakan kerjasama dalam penyediaan tempat tinggal bagi pekerja hotel
b)Kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak terjadinya kesempatan kerja, dan perekonomian adalah :
Menginformasikan dan / atau mengkoordinasikan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hotel
Sebisa mumgkin mengusahakan rekruitment tenaga kerja lokal
Mengusahakan kerjasama dalam penyediaan tempat tinggal bagi pekerja hotel
c)Persepsi masyarakat
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak persepsi masyarakat sekitar proyek, dan perekonomian adalah :
Menginformasikan dan / atau mengkoordinasikan kegiatan ke Kelurahan Kembangsari
Penanganan apabila terjadi dampak – dampak negatif secara bijaksana dan kooperatif
d)Terganggunya pola hubungan sosial antara masyarakat dengan proyek
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak pola hubungan sosial sekitar proyek, dan perekonomian adalah :
Sosialisasi kegiatan secara berkala kepada masyarakat di sekitar proyek
Melakukan koordinasi dan komunikasi antara pemrakarsa dengan masyarakat
e)Gangguan kesehatan masyarakat dan pekerja proyek
Metode pengelolaan yang dilakukan untuk dampak gangguan kesehatan pekerja dan masyarakat di sekitar proyek, dan perekonomian adalah :
Mengunakan alat pelindung diri pekerja (topi, masker, sarung tangan dan sepatu proyek).
Minimalisasi dampak terjadinya pencemaran udara, kebisingan, air dan lingkungan disekitar proyek

6)Lokasi dan Periode
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama operasional hotel.

7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan dan pengelolaan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu.

8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

3.3.3.Biologi
1)Komponen Yang Terkena Dampak
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan biologi yang terkena dampak penting adalah:
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
c)Perubahan Kwantitas Flora Darat
d)Perubahan Kwantitas Fauna Darat

2)Sumber Dampak
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek.
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis fauna darat adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek sehingga terjadinya gangguan siklus rantai makanan.
c)Perubahan Kwantitas Flora Aquatik
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora aquatik adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas air tanah dan adanya proses pembuangan limbah cair dari proses operasional hotel
d)Perubahan Kwantitas Fauna Aquatik
Sumber dampak yang menyebabkan menurunya kelimpahan individu dan keanekaragaman jenis flora aquatik adalah berasal dari pengaruh menurunya kualitas tanah dan adanya proses pengosongan lahan disekitar proyek

3)Tolak Ukur Dampak
Sebagai tolak ukur dampak yang terjadi pada komponen biologi adalah melihat indeks keanekaragaman yang ada, dan nilai kemerataan dari fauna dan flora darat yang terdapat di sana. Besarnya angka yang ditunjukan dapat dijadikan acuan untuk proses pengelolaan dampak hotel ini.

4)Tujuan Pengelolaan
Mencegah Menurunya kelimpahan individu yang ada di darat khususnya yang terancam punah seperti ki-kuda dan pohon body, akibat dari pembangunan proyek. Dan mencegah terjadinya kepunahan satwa dan flora lainya yang berada di sekitar proyek.

5)Metode Pengelolaan
a)Perubahan Kwantitas Flora Darat
Untuk mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman flora darat di sekitar proyek maka dilakukan perbaikan mutu/kualitas dengan cara proses Penghijauan di sekitar tapak proyek khususnya spesies yamh terancam punah
b)Perubahan Kwantitas Fauna Darat
Untuk mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman fauna darat di sekitar proyek maka dilakukan pemanfaatan satwa liar yang benilai ekonomis umtuk di tangkarkan dan perbaikan lingkungan hidup mereka
c)Perubahan Kwantitas Fauna Aquatik
Untuk mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman fauna aquatik di sekitar proyek maka dilakukan perbaikan kualitas buagan air limbah pada lingkungan.
d)Perubahan Kwantitas Flora Aquatik
Untuk mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman fauna aquatik di sekitar proyek maka dilakukan perbaikan kualitas buagan air limbah pada lingkungan.

6)Lokasi dan Periode
Lokasi pengelolaan di pusatkan pada wilayah di sekitar tapak proyek yang terkena imbas langsung dengan adanya proyek pembangunan hotel Nyaman selalu. Proses pengelolaan dilakukan selama tahapan konstruksi berlangsung hingga memasuki pasca konstruksi.

7)Pembiayaan dan Pelaksana
Pembiayaan pengelolaan di bebankan pada pihak manajemen hotel Nyaman Selalu. Sedangkan pengelolanya adalah kontraktor yang ditunjuk oleh pihak manajemen.

8)Intitusi Pengelolaan
Pelaksana pengelolaan adalah pihak manjemen hotel dan pengawasnya adalah pemerintah kecamatan setempat dan pelaporan hasilnya kepada BAPEDALDA Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang, Satlantas Polwiltabes Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang dan Dinas Kebersihan Kota Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2001, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Kesehatan Masyarakat, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B,PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang.

Anonim, 1988. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta.

Anonim, 2001, Standarisasi Lingkungan, Makalah Kursus Penyusunan AMDALTipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Pelingkup dalam Studi AMDAL, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Kependudukan, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B,PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Aspek Sosial AMDAL, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B,PPLH Lembaga Penelitian universitas Diponegoro Semarang

Anonim, 2001, Metoda Teknik Pengambilan Keputusan, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B.PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang, 2001,

Anonim, 2002. Himpunan Peraturan di Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Jakarta.

Brown, B.E. 1997. Integrated Coastal Management: South Asia. Departement for Internasional Development of the United Kingdom

Canter, L.W., 1989. Environmetal Impact Assessment, Mc Graw-Hill, New York.

Danu Saputro, Hernowo, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Bising dan Getaran, Makalah Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang
Dirjen Perhubungan Darat, 1989, Pedoman Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat Jendral Perhubungan, Jakarta.

Fandeli, C. 1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Penerapannya dalam Pembangunan. Liberty, Yogyakarta.

Fandeli, C. 1992, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Pemaparannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta.

Handayani, Herniwati Retno 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Sosial Ekonomi, Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Harjosoematri K, 2000, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta, edisi ketujuh cetakan lima belas, Gadjah Mada Press.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep. 30/MENLH/101999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencan Usaha dan / atau kegiatan yang wajib dilengkapi Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 105 Tahun 1997 tentang Panduan Pemantauan / Pelaksanaan RKL-RPL.
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 229/II/1999 tentang Pedoman Teknis Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP 09 Tahun 2000 mengenai Pedoman Penyusunan Analisia Mengenai Dampak Lingkungan.

Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1990 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup di Jawa Tengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), 2000. Himpunan Peraturan tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Kerjasama antara Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

Santoso, Edi, 2001, Metode Pendekatan Studi AMDAL, Kursus Penyusunan AMDAL tipe B,PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang

Sasongko D P, 1988, Metode Evaluasi Dampak, PPLH UNDIP, Semarang.

Sasongko D P, 2005, Metodologi AMDAL, PPLH UNDIP, Semarang

Sasongko , Dwi P, 2001, Metodologi AMDAL ( Metode Identifikasi, Prediksi dan Evaluasi Dampak), Makalah Kursus Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang

Sudharto P. Hadi, 1995, Aspek Sosial AMDAL : teori dan Metode, Yogyakarta, Gadjah Mada Press.

Suratmo, G. 2002. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sihwanto dan M.Rum Budi S, 2000, Konservasi Air Tanah Daerah Semarang. DGTL

Sumantri, Indro, 2001, Metoda Teknik Pengambilan dan Analisis Data Kualitas Udara, Makalah Penyusunan AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang

Sumarno, 2001, Metode Teknik Pengambilan dan Analisis Data Kualitas, Air, Makalah Kursus AMDAL Tipe B, PPLH Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang.

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor. 660.1/26/1990 tentang Baku Mutu Air di Propinsi Jawa Tengah.

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor. 660.1/33/1990 tentang Pedoman Teknis Pengambilan Contoh Air dan Limbah Cair di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 660.1/02/2000 tentang penunjukan Laboratorium Penguji Kualitas Lingkungan di Propinsi Jawa Tengah

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 05 tahun 2000 tentang Baku Mutu Udara Ambien

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.